Tag Archives: akuntansi

Review Journal “Impact of Accounting Ethics on the Practice of Accounting Profession in Nigeria”

ENGLISH

 

Author :

Bukola A. Akadakpo

Augustine O. Enofe

 

Release :

IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM)

e-ISSN: 2278-487Xm p-ISSN: 2319-7668. Volume 12, Issue 1 (Jul. Aug. 2013), PP 45-51

http://www.iosrjournals.org

 

Topics :

Impact of Accounting Ethics on the Practice of Accounting Profession in Nigeria

 

Methods :

This study was conducted to examine the impact of ethics on the practice of Accountancy Profession in Nigeria. While conducting this research, data were collected primarily from questionnaire and oral interviews. The analysis and interpretations and findings from this work are strictly based on the information obtained from selected practicing chartered accountants in Nigeria. The population for this study includes chartered accountants in Nigeria.

 

A sample size of 250 chartered accountants in public practice, government, trade, vocation and academics was used. The data collection is the questionnaire.

 

Conclusion :

Ethical codes of the accounting profession have a strong influence on the conduct of accountants. It was found that there are other major influence which accountants believe have impact on their professional conducts like policies and rules of companies where accountants work, religion were found not to have major influence in the profession conduct of accountants. The legal system, societal value systems and beliefs in not harming the society also inter-played in the accountants’ professional conduct. Many accountants are of the opinion that the ethical codes by the professional bodies in Nigeria, ICAN and ANAN is insufficient in their profession conduct as they confirm that other factors have an inter-play in their day to day professional conduct. Certain situation such as giving out gratification, working in an organization that produces products that may be injurious to human health and exerting high pressure in securing professional jobs may not be regarded as too ethical but in which ICAN does not enforce sanction because the ethical codes do not cover such situations. In addition, technological development has extended the horizon of information flow which is available to accountants in their everyday practice. But the confidentiality and integrity of such information cannot be fully relied upon. The accountant is at risk of publishing such information and may expose himself to litigation if such information is subsequently found to be incorrect. The ethical codes do not cover such cross border information and thus extend the liability of accountants.

 

 


 

BAHASA INDONESIA

 

Penulis :

Bukola A. Akadakpo

Augustine O. Enofe

 

Rilis :

IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM)

e-ISSN: 2278-487Xm p-ISSN: 2319-7668. Volume 12, Issue 1 (Jul. Aug. 2013), PP 45-51

http://www.iosrjournals.org

 

Topik :

Dampak Etika Akuntansi pada Praktek Profesi Akuntansi di Nigeria

 

Metode :

Penelitian ini dilakukan untuk menguji dampak dari etika pada praktek Profesi Akuntansi di Nigeria. Selama melakukan penelitian ini, data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara lisan. Analisis, interpretasi dan temuan dari penelitian ini adalah murni berdasarkan informasi yang diperoleh dari seleksi praktek chartered accountant (CA) di Nigeria. Populasi untuk penelitian ini termasuk para chartered accountant (CA) di Nigeria.

 

Ukuran sampel adalah 250 chartered accountant di kantor akuntan publik, pemerintahan, perdagangan, dan akademisi. Metode pengumpulan data adalah kuesioner.

 

Kesimpulan :

Kode etik profesi akuntansi memiliki pengaruh yang kuat pada perilaku akuntan. Hal tersebut terbukti bahwa ada beberapa pengaruh besar lain, banyak akuntan yang percaya dampak dari perilaku profesional mereka seperti kebijakan dan aturan perusahaan dimana akuntan tersebut bekerja, agama ditemukan tidak memiliki pengaruh besar dalam perilaku profesi akuntan. Sistem hukum, sistem nilai sosial dan keyakinan tidak merugikan masyarakat juga dalam  perilaku profesional akuntan. Banyak akuntan berpendapat bahwa kode etik yang dibuat oleh badan-badan profesional di Nigeria, ICAN dan ANAN tidak cukup berpengaruh dalam melakukan profesi mereka karena mereka mengkonfirmasi bahwa faktor-faktor lain memiliki peran lain dalam perilaku profesional. Situasi tertentu seperti memberikan gratifikasi, bekerja di sebuah organisasi yang menghasilkan produk yang mungkin berbahaya bagi kesehatan manusia dan mengerahkan tekanan tinggi dalam mengamankan pekerjaan profesional mungkin tidak dianggap terlalu etis tetapi ICAN tidak menegakkan sanksi karena kode etik yang diterapkan tidak mencakup situasi seperti itu. Selain itu, perkembangan teknologi telah memperpanjang horizon arus informasi yang tersedia untuk akuntan dalam praktek sehari-hari mereka. Tapi kerahasiaan dan integritas informasi tersebut tidak dapat sepenuhnya diandalkan. Akuntan berisiko mempublikasikan informasi tersebut dan dapat mengekspos dirinya untuk litigasi jika informasi tersebut kemudian ditemukan tidak benar. Kode etik tidak mencakup informasi lintas batas tersebut dan dengan demikian memperpanjang kewajiban akuntan.

 

Download Journal here :

impact-of-accounting-ethics-on-the-practice-of-accounting-profession-in-nigeria

Leave a comment

Filed under UG Life

Akuntansi Internasional – Case Study ‘Phar Mor Inc.’

 

Pendahuluan

Phar Mor Inc. termasuk perusahaan terbesar di Amerika Serikat yang dinyatakan bangkrut pada bulan Agustus 1992 berdasarkan undang-undangan U.S. Bangkruptcy Code. Phar Mor Inc. merupakan perusahaan retail yang menjual produk yang cukup bervariasi, mulai dari obat-obatan, furniture, elektronik, pakaian olah raga hingga videotape.
Pada masa puncak kejayaannya, Phar Mor mempunyai 300 outlet besar di hampir seluruh negara bagian dan memperkerjakan 23,000 orang karyawan yang berpusat di Youngstown, Ohio, United States. Phar Mor Inc. dididrikan oleh Michael I. Monus atau biasa disebut Mickey Monus dan David S. Shapira di tahun 1982. Beberapa toko menggunakan nama Pharmhouse and Rx Place. Slogan Phar-Mor adalah “Phar-Mor power buying gives you Phar-Mor buying power”.

 

Kasus Phar Mor Inc.

Sejarah mencatat kasus Phar Mor Inc. sebagai kasus yang melegenda di kalangan auditor keuangan. Eksekutif Phar Mor Inc. sengaja melakukan fraud untuk mendapat keuntungan finansial yang masuk ke dalam saku pribadi individu di jajaran top manajemen perusahaan.

Dalam melakukan fraud, top manajemen Phar Mor Inc. membuat dua laporan keuangan yakni, laporan inventory dan laporan bulanan keuangan (monthly financial report). Kedua laporan ini kemudian dibuat ganda oleh pihak manajemen. Satu (1) set laporan inventory berisi laporan inventory yang benar (true report), sedangkan satu set laporan lainnya berisi informasi tentang inventory yang di adjusment dan ditujukan untuk auditor eksternal. Demikian juga dengan laporan bulanan keuangan, laporan keuangan yang benar berisi tentang kerugian yang diderita oleh perusahaan ditujukan hanya untuk jajaran eksekutif. Laporan lainnya adalah laporan yang telah dimanipulasi sehingga seolah-olah perusahaan mendapat keuntungan yang berlimpah.

Dalam mempersiapkan laporan-laporan tersebut, manajemen Phar Mor Inc. sengaja merekrut staf dari akuntan publik (KAP) Cooper & Lybrand, staf-staf tersebut kemudian turut dimainkan dalam fraud tersebut dan sebagai imbalan telah membuat laporan ganda mereka diberikan kedudukan jabatan penting.

 

Teori-teori dalam internal audit yang berkaitan dengan kasus Phar Mor Inc.

Salah satu syarat agar internal audit bisa berfungsi, yaitu fungsi dari teori control environment. Pengertian dari control environment sendiri adalah komponen yang meliputi sikap manajemen di semua tingkatan terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol secara khusus. Hal ini mencakup etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi. Dan juga mencakup struktur organisasi serta kebijakan dan filosofi manajemen.

Control environment terdiri atas:

a.Struktur organisasi

Berdasarkan tanggung jawab masing-masing manajer untuk mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan organisasi dan batas kewenangan.

b. Elemen kerangka kontrol, yang mencakup:

Pemisahan tugas-tugas yang bersesuaian. Contohnya adalah seorang karyawan atau organisasi tidak boleh mengendalikan semua tahap dari proses yang dilalui organisasi.

  1. Kompetensi dan integritas orang-orang di organisasi.
  2. Tingkatan otoritas dan tanggung jawab yang sesuai.
  3. Kemampuan untuk menelusuri setiap transaksi ke individu yang bertanggung jawab untuk itu.
  4. Ketersediaan sumber daya, waktu, dan karyawan yang ahli memadai.
  5. Pengawasan staf dan pemeriksaan kerja yang sesuai.

Kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang didokumentasikan dengan baik dan dapat menjelaskan lingkup fungsi, aktivitas, dan berkaitan dengan departemen-departemen lainnya. Kebijakan berarti arah, prosedur menjelaskan, cara menerapkan dan bagaimana mengikuti kebijakan tersebut.

Pengaruh-pengaruh eksternal mencakup persyaratan fidusiari, hukum dan regulasi, ketentuan kontrak, adat istiadat, kebiasaan, ketentuan serikat organisasi, dan lingkungan yang kompetitif.

Dalam kasus Phar Mor Inc., fungsi control environment telah dikesampingkan. Control environment sangat ditentukan oleh attitude dari manajemen. Idealnya, manajemen harus mendukung penuh aktivitas internal audit dan mendeklarasikan dukungan itu ke semua jajaran operasional perusahaan. Top manajemen Phar Mor Inc. tidak menunjukan attitude yang baik. Manajemen kemudian justru merekrut staf auditor dari KAP Cooper & Librand untuk turut dimainkan dalam fraud.

Teori lainnya yang terdapat di dalam kasus Phar Mor Inc. adalah The Fraud Triangle yaitu teori yang menerangkan tentang penyebab fraud terjadi. Menurut teori ini, penyebab fraud terjadi akibat tiga hal, yaitu:

1.Insentive / Pressure

Adalah ketika manajemen atau karyawan mendapat insentive atau justru mendapat pressure (tekanan) sehingga mereka “commited” untuk melakukan fraud.

2. Opportunity

Adalah peluang terjadinya fraud akibat lemahnya atau tidak efektifnya kontrol sehingga membuka peluang terjadinya fraud.

3. Rationalization / Attitude

Adalah teori yang menyatakan bahwa fraud terjadi karena kondisi nilai-nilai etika lokal yang membolehkan terjadinya fraud.

 

Dalam kasus Phar Mor Inc. setidaknya manajemen telah membuktikan satu dari tiga unsur The Fraud Triangle, yaitu Insentive. Top manejemen sengaja merekrut staf dari KAP Cooper & Librand dengan insentive berupa posisi sebagai Vice President bidang financial and controller. Yang di kemudian hari ternyata terbukti turut terlibat aktif dalam fraud di Phar Mor Inc.

 

Solusi
Dalam kasus Phar Mor Inc. yang telah diuraikan sebelumnya, pihak Top Management dan Auditor Internal telah melakukan fraud demi kepentingan pribadi mereka. Phar Mor Inc. terbukti telah melakukan fraud dengan memberikan insentive berupa imbalan kepada auditor internal (insentive). Auditor Internal dari suatu organisasi berfungsi sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh manajemen senior dan atau dewan. Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab bagian audit internal harus dinyatakan dalam dokumen tertulis yang formal, misalnya dalam anggaran dasar organisasi. Anggaran dasar harus menjelaskan tentang tujuan bagian audit internal, menegaskan lingkup pekerjaan yang tidak dibatasi, dan menyatakan bahwa bagian audit internal tidak memiliki kewenangan atau tanggung jawab dalam kegiatan yang mereka periksa. “Pemeriksaan internal harus dilaksanakan secara ahli dan dengan ketelitian professional”, maka auditor sebaiknya seseorang yang kompeten. Karena kompetennya sering sekali kelebihan auditor ini disalahgunakan. “Para pemeriksa internal harus mematuhi standar profesional dalam melakukan pemeriksaan”, semua itu terdapat dalam kode etik auditor internal. Kode etik menghendaki standar yang tinggi bagi kejujuran, sikap objektif, ketekunan, dan loyalitas, yang harus dipenuhi oleh pemeriksa internal. Hal-hal inilah yang sering dikesampingkan oleh manajemen dan auditor itu sendiri demi kepentingan mereka masing-masing. Solusinya tidak lain tidak bukan adalah “Katakan Tidak Pada Fraud!”. Dalam hal ini auditorlah kuncinya, jika saja auditor menolak ajakan management membuat laporan keuangan ganda, maka fraud tak akan terjadi. Pihak manajemen sebaiknya tidak menjatuhkan perusahaannya sendiri dengan cara melakukan fraud, karena “Dimanapun letak bangkai pasti akan tercium baunya”.

 

Kesimpulan
Fraud yang dilakukan oleh eksekutif Phar Mor Inc. dilakukan dengan membuat 2 laporan ganda, yaitu laporan inventory dan laporan keuangan bulanan yang masing-masing telah dilakukan adjustment. Dalam kasus ini, internal audit tidak bisa berfungsi karena adanya control environment yang tidak dilakukan dengan baik oleh manajemen. Manajemen Phar Mor Inc. setidaknya telah membuktikan satu dari tiga unsur The Fraud Triangle, yaitu insentive berupa imbalan jabatan kepada auditor internal. Oleh karena itu, auditor internal harus benar-benar memegang teguh kode etik profesi dalam menjalankan tugasnya, salah satunya dalam hal ini adalah kemandirian atau independensi. Fungsi pemeriksaan internal haruslah terpisah dari kegiatan-kegiatan yang diperiksanya. Suatu kemandirian akan memungkinkan pelaksanaan pekerjaan para auditor internal secara bebas dan objektif. Tanpa kemandirian, hasil pemeriksaan internal yang diharapkan tidak akan dapat diwujudkan secara optimal.

Leave a comment

Filed under UG Life

Rangkuman PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan)

Rangkuman PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan dapat di download pada link berikut ini.

PSAK 1 – Nurmala Ekatami (25212513) 4EB16

Leave a comment

Filed under UG Life

Soal untuk Materi Kelompok 1 “Etika Profesi Akuntansi”

Soal untuk Materi Kelompok 1 “Etika Profesi Akuntansi”

  1. Apakah kualifikasi seseorang yang dapat dikatakan sebagai seorang akuntan? Apakah hanya lulusan akuntansi saja? Berikan pendapat Anda!
  2. Mengapa seorang akuntan harus mematuhi etika profesi akuntansi? Jelaskan pendapat Anda!
  3. Apakah etika profesi akuntan hanya harus dimiliki oleh seseorang akuntan atau seluruh lulusan akuntansi juga harus memiliki etika tersebut?
  4. Jelaskan perkembangan profesi akuntan di Indonesia!
  5. Didalam dunia akuntansi, akuntan mempunyai suatu etika yang harusnya dipatuhi dan dijalankan oleh setiap anggota. Berilah contoh dari kasus prinsip etika profesi akuntansi Kerahasiaan yang pernah terjadi pada perusahaan besar di Indonesia dan berikan analisisnya dari kasus tersebut!

Materi mengenai : Pengertian Etika, Prinsip-prinsip etika, Basis etika dan Egoisme

Kelompok 4 :

Andrianto Chandra           20212849
Arwinda Widya Putri          21211214
Ghea Puspa Anugrah       23212133
Heru Prasetyo                   23211359
Julio Indra Pratama           23212993
Maria Stephanie               24212429
Melisa Maria                     24212545
Nurmala Ekatami              25212513
Rita Purnama Sari            26212484
Suminar                            27212196
Tuti Anggraeni                  27212498

Leave a comment

Filed under UG Life